Waspadalah jika memiliki kebiasaan menyantap makanan di warung yang belum kamu kenal dengan baik, setidaknya pertimbangkan dan berfikirlah beberapa kali sebelum kamu menyesal dan kecewa.
Pengalaman buruk telah saya dapati ketika sedang mengantar anak untuk berbelanja VCD game di salah satu pusat perbelanjaan kota Malang, berhubung memang waktu sangat santai sedangkan kondisi perut sudah saatnya minta di isi, tanpa banyak berfikir langsung saja saya menuju ke sebuah gerai makan yang berada di depan pertokoan Gajah Mada Plaza tepatnya di teras toko buku SISWA.
Banyak terdapat gerai makan yang tampilannya seperti puja sera dengan banyak lapak yang menyediakan masakan dan menu berbeda beda pada setiap lapaknya.
Tidak terlalu memilih saya langsung menghampiri kesebuah gerai yang kebetulan tampak agak sepi karena saya paling malas untuk menunggu antrian. Memesan satu porsi nasi bebek goreng karena ini merupakan menu faforit saya setiap kali meluangkan waktu untuk kuliner diluar rumah.
Lalapan bebek goreng isi belatung
Dengan harga yang sedikit lebih mahal dari warung tenda dengan menu yang sama, saya tidak mempermasalahkan sama sekali meskipun sudah mulai menemukan sesuatu yang sangat mengecewakan yaitu orderan saya yang ternyata diganti dengan bebek goreng krispi.
Awalnya saya anggap tidak masalah, namun setelah saya mulai menyentuh bebek gorang tersebut saya mulai semakin curiga bahwa ada sesuatu yang aneh dengan masakan yang sudah disajikan didepan mata.
Dari aromanya saja saya sudah paham bahwa daging bebek terebut sudah bukan daging segar lagi. Lebih tampak jelas ketika saya coba untuk memotong sedikit hingga terlepas dari tulang tulangnya. Apa yang saya dapati sungguh tidak pantas untuk sebuah warung makan yang berdiri di pusat keramaian.
Beberapa belatung kecil yang sudah mati karena proses penggorengan masih berbentuk utuh didalam daging meskipun sudah tidak hidup lagi. Seketika emosi saya langsung memuncak, tanpa banyak bicara saya langsung tuangkan air kobokan cuci tangan kedalam piring tempat daging bebek tersebut disajikan.
Alhasil, orang orang sekeliling saya memandang dengan tatapan heran dan mungkin saja mereka menganggap saya sedang ada masalah lain. Padahal jika saya sampai mengatakan kejadian tersebut di depan banyak orang, tentu mereka semua yang sedang makan akan ikut miris juga. Belum lagi pasti yang punya warung akan lebih malu dan resiko terburuk harus siap untuk diterimanya.
Namun kejadian ini hanya saya simpan tanpa kata kata karena tidak ingin terbawa emosi, bagi saya uang yang terlanjur dibelanjakan adalah sudah rejeki mereka meskipun saya tetap saja memendam kecewa.
Sebagai catatan saja bahwa hal serupa mungkin bisa terjadi kepada anda di lain tempat. Untuk itu belajar menahan lapar hingga menemukan tempat makan yang sudah terpercaya adalah solusi yang paling aman. Jika memang kondisi mendesak akan lebih baik jika mengisi perut dengan camilan atau jajanan untuk menahan sementara.